Diet Sehat Untuk Anak



DIET dalam arti lebih mendalam adalah mengatur pola makan, bukan sekadar menurunkan berat badan. Buah hati pun perlu diet. Apa pasal?

Usia 7 tahun adalah periode kehidupan di mana seorang anak sudah dapat memahami kebutuhan makannya saat merasa lapar maupun saat menerima edukasi seputar makanan dari orangtua dan pengasuhnya. Usia awal sekolah adalah periode mengagumkan untuk mengajarkan anak diet yang baik. Demikian dikutip Health24.

Sayangnya, usia 7-10 tahun, anak kerap menghadapi masalah kebiasaan makan yang buruk. Tanpa bekal pengetahuan yang cukup, mereka akan mudah diserang pengaruh buruk dari luar seperti guru, teman sekelas, saudara kandung, atau teman sepermainan.

Jika Anda menilai bahwa anak lain, atau bahkan guru memberikan nasihat keliru seputar diet, jangan ragu untuk menegur. Katakan padanya jangan memberi pengaruh buruk dan nasihat keliru pada anak Anda. Sebagai contoh, anak lain mengonsumsi makanan manis dan minuman dingin dalam porsi sangat besar, bisa jadi anak Anda melihat hal itu sebagai pola makan ideal.

Bicarakan pada sang buah hati tentang masalah tersebut. Titik beratkan pembicaraan pada berbagai jenis makanan bernutrisi yang dibutuhkan tubuhnya seperti vitamin, mineral, dan protein. Semua jenis makanan tersebut akan membantunya tumbuh sehat dan kuat.

Ajak pula anak lain dan orangtua mereka, jika mungkin. Ingat bahwa kebiasaan pola makan buruk memengaruhi kesehatan buah hati sepanjang hidupnya. Mengajarkan anak Anda kebiasaan makan yang baik adalah modal berharga untuknya memerangi hal tersebut.

Keterlibatan banyak pihak

1. Orangtua


Sebagai orangtua, Anda punya tanggung jawab besar mengatur kebiasaan dan pola makan anak. Jadi, pastikan Anda tahu apa itu diet seimbang dan jadilah contoh yang baik, karena anak akan melihat apa yang biasa Anda makan dan minum.

Hal ini mungkin sulit dan butuh banyak pengendalian diri, tapi sekali lagi, hasilnya akan menjadi harta tak ternilai bagi masa depan buah hati jika Anda peduli dengan pendidikan nutrisi dan kesehatannya.

2. Kakak

Kakak juga bisa memberi pengaruh negatif bagi kebiasaan makan anak. Bicara dengan anak Anda yang lebih tua dan minta mereka tidak memengaruhi adik mereka dengan makanan tidak sehat.

3. Kakek dan nenek

Dengan alasan sayang, kakek dan nenek kerap memberi makanan berlebihan pada cucunya. Bicarakan secara baik-baik tentang seberapa batasan mereka boleh mencampuri urusan makan anak Anda. Pastikan tidak menyinggung perasaannya. Solusi yang paling baik adalah tunjukkan pada mereka berbagai artikel berisi makanan ringan bernutrisi apa saja yang baik diberikan untuk anak saat Anda berkunjung ke rumah mereka.

4. Sekolah

Untuk sarapan sang buah hati, Anda mungkin telah membawakannya bekal. Tapi, dia pun punya aktivitas lain di luar jam sekolah (ekstrakurikuler). Bekal Anda tidak akan cukup untuk memberi energinya sepanjang siang. Dia butuh asupan makanan lain.

Periksa jenis makanan yang dijual di sekolah dan biasa dimakannya sepulang sekolah. Jika ternyata jenis makanannya miskin gizi, lakukan sesuatu. Jika mungkin, hubungi beberapa orangtua murid yang juga peduli masalah ini lalu bentuklah sebuah kelompok. Tiap anggota kelompok punya kewajiban yang diberikan bergilir untuk membuatkan makan siang untuk anak-anak.

Ide bagus jika Anda melibatkan seorang dietician untuk membantu merancang menu alternatif nutrisi seperti minuman dingin diganti susu rendah lemak, biskuit diganti buah segar atau beku, pie tinggi lemak diganti roti gandum isi tuna atau salad.
(Okezone)