Jangan asal ber-diet, salah-salah berat badan malah naik lebih tinggi, atau terkena penyakit. Kunci diet yang benar adalah jangka panjang dan berefek menyehatkan.
Memutuskan berdiet untuk menurunkan berat badan (BB) sebaiknya tidak buru-buru. "Harus tahu dulu, benar enggak sih, kita kelebihan BB," jelas Dr Fiastuti Witjaksono, MS, SpGK dari Semanggi Specialist Clinic, Jakarta. Parameter yang biasa dipakai adalah dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT). IMT normal orang Asia berbeda dengan IMT orang Eropa.
Menurut Fiastuti, orang Eropa memiliki batas overweight 25 dan batas obesitas 30. Di atas 25 disebut overweight, lebih dari 30 disebut obesitas. Sementara orang Asia, 23 sudah disebut overweight, 25 obesitas. Batas bawahnya 18,5. Jadi, IMT normal orang Asia adalah 18,5 - 23. "Ini yang harus jadi patokan dulu, kalau IMT-nya antara 18-5 - 23, ya enggak perlu nurunin BB. BB yang kurang juga malah berisiko penyakit."
Parameter kedua yang dipakai, lanjut Fiastuti, adalah ukuran lingkar pinggang. Ukuran lingkar pinggang normal perempuan adalah kurang dari 80 cm, sementara pria kurang dari 90 cm. "Walaupun IMT normal, tetapi kalau lingkar pinggangnya lebih dari 80, maka ia harus menurunkan BB-nya, karena risiko mendapat penyakit meningkat," jelas Fiastuti sambil melanjutkan, IMT dan lingkar pinggang adalah parameter yang paling mudah. "Semua orang bisa mengukur sendiri."
Jadi, sebaiknya parameter BB bukan berdasar estetik, melainkan cut off point suatu penyakit. "Orang Asia itu, dengan IMT 23 saja, penyakitnya sudah macam-macam. Gula darah naik, kolesterol tinggi, tensi naik. Apalagi kalau diambil 25, bisa-bisa tidak terdeteksi."
Jika ternyata parameternya menunjukkan BB sudah kelebihan, apa yang harus dilakukan? "Hanya ada 2 cara menurunkan BB yang menyehatkan. Yang pertama adalah mengatur pola makan, artinya intake (asupan) kalori yang masuk tidak berlebihan atau dibikin defisit," kata Fiastuti. Yang kedua adalah dengan ativitas fisik. "Kalau aktivitas fisik meningkat, maka kebutuhan energi akan tinggi, sementara intake kalori yang masuk sedikit, akhirnya timbul defisit kalori juga."
KOMPOSISI LEMAK TUBUH
Selain IMT dan lingkar pinggang, ada alat ukur lain, yakni body fat analyzer (BFA) untuk mengukur komposisi lemak tubuh. "Komposisi lemak tubuh normal pada perempuan berkisar 22 - 27 persen, tergantung usia. Semakin tua usia, semakin banyak persentase fat-nya. Idealnya, sih, memang diukur persentase atau komposisi lemak tubuhnya, karena tujuan menurunkan BB seharusnya adalah menurunkan lemak tubuh. Hanya saja, BFA butuh alat khusus."
Fiastuti melanjutkan, ukuran lingkar pingang sebetulnya sudah cukup bisa menjadi parameter. "Ukuran pinggang yang lebih dari normal menggambarkan banyaknya lemak yang tertimbun di daerah perut. Lemak perut ini cukup berbahaya, karena ia berada di dekat organ-organ internal, seperti hati dan usus, sehingga lemak yang berlebihan itu bukan alat pasif untuk menyimpan kelebihan energi, melainkan mengeluarkan hormon tetentu yang bisa memengaruhi semua itu."
Itu sebabnya, orang yang memiliki lingkar pinggang lebih dari normal berisiko mendapat penyakit lebih banyak. "Hormon yang dikeluarkan oleh sel-sel lemak dapat memengaruhi berbagai hal, antara lain orang menjadi resisten terhadap insulin. Sel-sel tubuhnya tidak bereaksi dengan insulin yang dikeluarkannya sendiri. Akibatnya, gula darah jadi tinggi, kadang-kadang turun mendadak."
Obat-obatan seringkali juga diperlukan. Tapi, kalau IMT-nya 23, tidak ada penyakit penyerta, tensi darah normal, gula darah dan kolesterol juga normal, tak perlu pakai obat dulu. Dietnya cukup mengatur pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik, dengan olahraga maupun aktivitas fisik lain, seperti mencuci mobil, membersihkan rumah, menyapu halaman, dan sebagainya.
Berbeda jika seseorang overweight dan ada faktor risiko, antara lain tensi darah lebih dari 185/35, kolesterol HDL lebih rendah daripada normal, gula darah puasa lebih dari normal, obat-obatan bisa diberikan. "Jadi ada step-step-nya kapan obat bisa dipakai, kecuali kalau sudah obesitas. Berarti risikonya bertambah."
(Nova)