RESPON ANSIETAS DAN GANGGUAN ANSIETAS

Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tak berdaya dan tidak pasti, tidak memiliki objek yang spesifik, dialami secara subyektif dan dikomunikasikan secara interpersonal
Ansietas merupakan suatu sensasi distress psikologis

Etiologi
1. Teori neurobiology
  • Kimia otak dan factor perkembangan Penelitian menunjukkan bahwa sistem syaraf otonom atau noradrenergic yang menyebabkan seseorang mengalami kecemasan lebih besar tingaaktannya dari orang lain
  • Abnormalitas regulasi substansia kimia otak seperti serotonin dan GABA ( gamma-aminobutyric acid ) berperan dalam perkembangan cemas
  • Amygdala sebagai pusat komunkasi antara bagian otak yang memproses input sensori dan bagian otak yang menginterpretasikan input ( amygdala mengidentfikasi informasi sensori yang masuk sebagai ancaman dan kemudian menimbulkan perasaan cemas /takut ). Amygdala berperan dalam phobia, mengkoordiasikan rasa takut, memory, dan emosi, dan semua respon fisik terhadap situasi yang penuh dengan stresor
  • Locus ceruleus, adlah satu area otak yang mengawali respon terhadap suatu bahaya dan mungkin respon tersebut berlebihan pada beberapa individu sehingga mneyebabkan seseorang mudah mengalami cemas ( khususnya PTSD ( post traumatic sindrom disorder )
  • Hippocampus, bertanggung jawab terhadap stimuli yang mengancam dan berperan dalam pengkodean informasi ke dalam memori
  • Striatum, berperan dalam control motorik, terlibat dalam OCD ( obsessive compulsive disorder )
  • Penyakit fisik
  • Exposure of subsntace
  • Paparan bahaya/trauma fisik dan psikologis
2. Teori psikologi
  • Harga diri rendah
  • emalu pada masa kanak-kanak
  • Orang tua yang pemarah, terlalu banyak kritik
  • Ketidaknyamanan dengan agresi
  • Sexual abuse
  • Mengaami peristiwa yang menakutkan
  • Teori kognitif : cemas sebagai manifstasi dari penyimpangan berpikir dan membuat persepsi/kebiasaan/perilaku individu memandang secara belbihan terhaap suatu bahaya

Faktor resiko
  • Wanita 2x lebih besar dari pada laki-laki
  • Etnik
  • Perpisahan
  • Pernah mengalami kekerasan fisik saat anak-anak, sexual abuse
  • Status social dan ekonomi rendah
  • Riwayat keluarga ( pernah adanya penyimpangan yang hampir sama )
  • Substance or stimulant abuse

Tingkat ansietas

1. Ansietas ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Individu menjadi waspada dan mengaami peningkatan lapang persespi. Ansietas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kretaifitas
2. Ansietas sedang
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Mempersempit lapang persepsi individu. Individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya
3. Ansietas berat
Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu mmerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain
4. Panik
Behubungan dengan terperangah, ketakutan dan terror. Hal yang rinci terpecah dari proposinya. Kehilangan kendali, tidak mampu melakukan Sesuatu meski dengan arahan

Efek fisiologis cemas
  • Peningkatan denyut nadi dan tekanan darah
  • Aluran darah ke otot meningkat
  • Respirasi meningkat
  • Berkeringat
  • Pelepasan glikogen
  • Peningkatan kemampuan pembekuan darah
  • Produksi saliva meurun
  • Penurunan fungsi pencernan
  • Penurunan respon imun

Kriteria serangan panic
(sedikitnya ada 4 gejalayang berkembang dengan cepat dan mencapai pincaknya dalam 10 menit ) :
  1. Palpitasi, jantung berdenyut keras, frekuensi denyut jantung meningkat
  2. Berkeringat
  3. Gemetar/menggigil
  4. Sensasi sesak nafas
  5. Merasa tersedak
  6. Nyeri dada/keridaknyamanan
  7. Mual/disstres abdomen
  8. Merasa pusing, tidak tegap, pening/pingsan
  9. Derealisasi ( merasa tidak nyata ), atau depersonalisasi (merasa terasing pada diri sendiri)
  10. Takut kehilangan kendali atau menjadi gila
  11. Takut mati
  12. Parestesia ( sensasi kebas/kesemutan )
  13. Menggigil/hotflash

Macam :
Phobia
ketakutan yang tidak rasional terhadap suatu objek atau situasi yang secara objektif bukanlah sesuatu yang membahayakan
Panic attack
  • Respon fisik dan psikologis yang berlebihan terhadap stressor
  • Ketakutan akan adanya bahaya/terror, terjadi dalam situasi yang spesifik, minimal ditandai 4-13 keluhan fisik atau gejala kognitif
  • Terjadi beberapa menit, puncaknya 10 menit
Panic disorder
  • Kambuh berulang, serangan panic tak dapat diprediksi
  • Bisa atau tidak dengan agoraphobia
OCD
  • Individu mengalami obsessive atau kompulsif berulang ( > 1 jam/hari)
  • Klien merasa asing denga diri sendiri
  • Jika tidak diobati, individu dapat jatuh pada kondisi depresi atau bunuh diri
Stres disorder

a. Acute Stres Disorder (ASD)
  • Terjadi pada bulan l setelah paparan trauma yang extreme
  • Disosiasi, melihat dunia hanya sebagai mimpi yang tidak nyata
  • Memori sangat kurang ( dissosiative amnesia )
  • Resolve 2-4 mg setelah trauma
b. Acute Post-Traumatic Disorder (ACD)
  • ASD lebih dari 1 bulan
  • Cemas, selalu teringat dengan trauma yang dialami, mimpi buruk, gangguan tidur, menghindari situasi trauma
c. Chronic PTSD
  • Acute PTSD > 3 bulan
Semua hal diatas dapat menyebabkan penurunan harga diri, kehilangan kepercayaan pada orang lain dan social, kesulitan membangun hubungan, merasa diri rusak, dan beresiko substance abuse.

Penanganan :
Cognitive Behaviour Therapy
a. Panic attack
  • Cognitive restructuring
  • Desensitisasi terhadap situasi yang menakutkan
  • Alih pengetahuan terhadap penyimpangan yang dialami
  • Ajarkan relaksasi ( teknik nafas dalam )
b. Anxiety disorder
  • Teknik relaksasi, stress managemen, biofeedback
  • Intervensi kognitif untuk membentuk kembali catastrophic thinking
  • Bantu memecahkan masalah
c. OCD
  • Desensistisasi
  • Alih pengetahuan
  • Teknik relaksasi
d. ASD
  • Bantu klien untuk mendapatkan dukungan kelompok
  • Komunikasi terapeutik
  • Ajarkan problem solving
  • Ajarkan teknik relaksasi
e. Spesifik phobia : Desensitisasi
f. Social phobia
  • Challenge negative beliefs
  • Ajarkan penilaian yang reaistis terhadap situasi sosial
g.PTSD : Dukung klien dalam terapi kelompok

Pharmacologic treatment
  • Selective serotonin reuptake inhibitors ( SSRIs )
  • Bezodiazepines ( BZDs )
  • Buspirone
  • Beta blocker
  • Tricyclic antidepressants ( TCAs